Beberapa perempuan ada yg rajin mencukur rambut kemaluannya dengan alasan kebersihan, kesehatan, & keindahan organ vital. Sebaliknya, ada pula perempuan yg cenderung masbodoh & malas mencukur rambut kemaluan. Nah, kondisi ini kerap dikaitkan dengan pan&gan laki-laki terhadap performa sang istri ketika di ranjang.
Menanggapi hal ini, terapis seks di New York, Amber Madison, MA menyampaikan pan&gan laki-laki soal kondisi rambut kemaluan terhadap performa perempuan di ranjang tergantung dari bagaimana si suami meman&g istrinya & juga bagaimana sifat dia.
"Jika ia sendiri cuek, bisa, jadi ia tidak terlalu peduli dengan keadaan rambut kemaluan si istri. Begitu pun ketika suami termasuk orang yg peduli kebersihan & kesehatan, bisa, jadi ia akan lebih suka rambut kemaluan yg rapi," jelas Madison.
"Pan&gan tersebut sangat relatif. Namun hal yg patut Anda ingat ialah ketika suami sudah bisa, garang hanya alasannya yakni sang istri, ia tidak akan terlalu peduli dengan kondisi organ vital Anda serta keadaan lain, contohnya saja perut yg menggemuk / kulit yg menghitam," lanjutnya.
Ia menambahkan, dalam survei yg pernah digelar di Inggris, dari 1.870 wanita, sebanyak 51% mengaku pasangannya tidak terlalu mempedulikan kondisi area genitalnya, termasuk rambut kemaluan. Sementara 45% menyampaikan pasangannya meminta mereka untuk merawat rambut kemaluan & 62% laki-laki lebih menyukai tampilan alami area genital pasangannya.
"Tetapi bisa, dipastikan ketika ada problem kesehatan contohnya timbul jamur, keputihan berlebih sampai timbul amis tak sedap sudah niscaya ada respons tertentu yg diungkapkan laki-laki kepada pasangannya," lanjut Madison.
Terkait pencukuran rambut kemaluan, dr Dani Djukamu SpKK menuturkan untuk area di 'bawah sana' ingin dibiarkan 'gondrong' / 'gundul' terserah tergantung pada si pemilik alasannya yakni bisa, jadi ini soal selera.
"Bulu kemaluan tidak perlu dicukur, yg penting dijaga kebersihannya. Kan fungsinya sebagai peredam dikala melaksanakan hu.bungan seksual. Jika area ini dibiarkan jorok, maka basil bisa, masuk, kutu di bulu kemaluan juga bisa, bersemayam,' papar dr Dani beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal ini, terapis seks di New York, Amber Madison, MA menyampaikan pan&gan laki-laki soal kondisi rambut kemaluan terhadap performa perempuan di ranjang tergantung dari bagaimana si suami meman&g istrinya & juga bagaimana sifat dia.
"Jika ia sendiri cuek, bisa, jadi ia tidak terlalu peduli dengan keadaan rambut kemaluan si istri. Begitu pun ketika suami termasuk orang yg peduli kebersihan & kesehatan, bisa, jadi ia akan lebih suka rambut kemaluan yg rapi," jelas Madison.
"Pan&gan tersebut sangat relatif. Namun hal yg patut Anda ingat ialah ketika suami sudah bisa, garang hanya alasannya yakni sang istri, ia tidak akan terlalu peduli dengan kondisi organ vital Anda serta keadaan lain, contohnya saja perut yg menggemuk / kulit yg menghitam," lanjutnya.
Ia menambahkan, dalam survei yg pernah digelar di Inggris, dari 1.870 wanita, sebanyak 51% mengaku pasangannya tidak terlalu mempedulikan kondisi area genitalnya, termasuk rambut kemaluan. Sementara 45% menyampaikan pasangannya meminta mereka untuk merawat rambut kemaluan & 62% laki-laki lebih menyukai tampilan alami area genital pasangannya.
"Tetapi bisa, dipastikan ketika ada problem kesehatan contohnya timbul jamur, keputihan berlebih sampai timbul amis tak sedap sudah niscaya ada respons tertentu yg diungkapkan laki-laki kepada pasangannya," lanjut Madison.
Terkait pencukuran rambut kemaluan, dr Dani Djukamu SpKK menuturkan untuk area di 'bawah sana' ingin dibiarkan 'gondrong' / 'gundul' terserah tergantung pada si pemilik alasannya yakni bisa, jadi ini soal selera.
"Bulu kemaluan tidak perlu dicukur, yg penting dijaga kebersihannya. Kan fungsinya sebagai peredam dikala melaksanakan hu.bungan seksual. Jika area ini dibiarkan jorok, maka basil bisa, masuk, kutu di bulu kemaluan juga bisa, bersemayam,' papar dr Dani beberapa waktu lalu.