Hipertensi, kolesterol tidak normal, & indeks massa badan (body mass index/BMI) tinggi merupakan kondisi badan yg dikategorikan tidak sehat. Untuk menghindari kondisi tersebut, salah satu jalan keluar yg banyak dipercaya yakni tetap kurus. Ada anggapan bahwa dengan mempunyai badan kurus, peningkatan BMI, kolesterol tidak normal, & hipertensi bisa, dicegah.
Padahal, badan yg sehat terbukti lebih bisa menghalau BMI tinggi, kolesterol tidak normal, & hipertensi dibanding badan yg kurus. Dengan kata lain, badan kurus belum tentu sehat.
Hal ini merujuk pada laporan terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yg menemukan, meski kurus, orang cukup umur keturunan Asia di Amerika kebanyakan mempunyai dilema kardiovaskuler.
Peneliti tertarik pada hasil ini & kemudian membandingkannya dengan kebangsaan lain yg tinggal di Amerika. Responden berusia 20 tahun & lebih pun terlibat dalam penelitian ini. Data diambil dari National Health and Nutrition Examination Survey, sebuah jadwal yg mempelajari nutrisi & tren kesehatan pada usia anak & cukup umur di Amerika.
Hasilnya, hanya 38,6 persen orang cukup umur Asia yg mengalami kelebihan berat ba& dengan BMI lebih dari 25. Se&gkan BMI lebih dari 25 ada pada masyarakat kulit putih sebesar 66,7 persen, masyarakat kulit gelap sebesar 76,7 persen, & keturunan Amerika Selatan (Hispanik) sebesar 78,8 persen.
BMI yakni ukuran lemak badan yg diketahui dengan menghitung berat & tinggi badan secara bersamaan. BMI dikatakan normal kalau berada pada kisaran 18,5-24,9. Se&gkan orang yg kelebihan berat ba& mempunyai BMI antara 25-29,9. Obesitas terjadi saat BMI mencapai 30 & selebihnya.
Kendati begitu, rendahnya nilai BMI tidak lantas mengindikasikan baiknya kondisi kesehatan. BMI rendah juga tidak berarti bebas dari hipertensi & kolesterol yg tidak normal. Dalam riset ini, orang Asia dengan BMI 25 yg menderita hipertensi mencapai sekitar 25,6 persen.
Kondisi sedikit berlawanan dengan yg terjadi pada masyarakat kulit putih & hispanik. Keduanya membuatkan angka 25,6 persen terkait jumlah warganya yg terkena hipertensi. Namun jumlah tersebut lebih rendah dibanding masyarakat kulit gelap yg terkena hipertensi, yaitu sebesar 42,1 persen.
Terkait jumlah kolesterol tertinggi, semua kategori riset membuatkan angka yg sama. Sebesar 10,3 persen masyarakat pada tiap kategori mempunyai jumlah kolesterol yg cukup tinggi.
Untuk jumlah kolesterol baik, sebesar 14,3 persen masyarakat Asia mempunyai high density lipoprotein (HDL) dalam darahnya. Jumlah ini sama menyerupai masyarakat kulit putih & hitam. Se&gkan masyarakt Hispanik mempunyai persentase kepemilikan HDL lebih tinggi, yaitu 21,8 persen.
Menurut peneliti, studi ini dilakukan atas dasar minimnya warta kesehatan orang Asia yg tinggal di Amerika. Padahal, semenjak 2000 sampai 2010 terjadi peningkatan jumlah masyarakat Asia di Amerika sampai mencapai 40 persen. Menurut CDC, populasi Asia di Amerika umumnya tiba dari China, India, Korea, Filipina, Vietnam, dam sebagian Jepang.
Padahal, badan yg sehat terbukti lebih bisa menghalau BMI tinggi, kolesterol tidak normal, & hipertensi dibanding badan yg kurus. Dengan kata lain, badan kurus belum tentu sehat.
Hal ini merujuk pada laporan terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yg menemukan, meski kurus, orang cukup umur keturunan Asia di Amerika kebanyakan mempunyai dilema kardiovaskuler.
Peneliti tertarik pada hasil ini & kemudian membandingkannya dengan kebangsaan lain yg tinggal di Amerika. Responden berusia 20 tahun & lebih pun terlibat dalam penelitian ini. Data diambil dari National Health and Nutrition Examination Survey, sebuah jadwal yg mempelajari nutrisi & tren kesehatan pada usia anak & cukup umur di Amerika.
Hasilnya, hanya 38,6 persen orang cukup umur Asia yg mengalami kelebihan berat ba& dengan BMI lebih dari 25. Se&gkan BMI lebih dari 25 ada pada masyarakat kulit putih sebesar 66,7 persen, masyarakat kulit gelap sebesar 76,7 persen, & keturunan Amerika Selatan (Hispanik) sebesar 78,8 persen.
BMI yakni ukuran lemak badan yg diketahui dengan menghitung berat & tinggi badan secara bersamaan. BMI dikatakan normal kalau berada pada kisaran 18,5-24,9. Se&gkan orang yg kelebihan berat ba& mempunyai BMI antara 25-29,9. Obesitas terjadi saat BMI mencapai 30 & selebihnya.
Kendati begitu, rendahnya nilai BMI tidak lantas mengindikasikan baiknya kondisi kesehatan. BMI rendah juga tidak berarti bebas dari hipertensi & kolesterol yg tidak normal. Dalam riset ini, orang Asia dengan BMI 25 yg menderita hipertensi mencapai sekitar 25,6 persen.
Kondisi sedikit berlawanan dengan yg terjadi pada masyarakat kulit putih & hispanik. Keduanya membuatkan angka 25,6 persen terkait jumlah warganya yg terkena hipertensi. Namun jumlah tersebut lebih rendah dibanding masyarakat kulit gelap yg terkena hipertensi, yaitu sebesar 42,1 persen.
Terkait jumlah kolesterol tertinggi, semua kategori riset membuatkan angka yg sama. Sebesar 10,3 persen masyarakat pada tiap kategori mempunyai jumlah kolesterol yg cukup tinggi.
Untuk jumlah kolesterol baik, sebesar 14,3 persen masyarakat Asia mempunyai high density lipoprotein (HDL) dalam darahnya. Jumlah ini sama menyerupai masyarakat kulit putih & hitam. Se&gkan masyarakt Hispanik mempunyai persentase kepemilikan HDL lebih tinggi, yaitu 21,8 persen.
Menurut peneliti, studi ini dilakukan atas dasar minimnya warta kesehatan orang Asia yg tinggal di Amerika. Padahal, semenjak 2000 sampai 2010 terjadi peningkatan jumlah masyarakat Asia di Amerika sampai mencapai 40 persen. Menurut CDC, populasi Asia di Amerika umumnya tiba dari China, India, Korea, Filipina, Vietnam, dam sebagian Jepang.