5 Virus Yg Lebih Mematikan Dari Ebola

Wabah virus ebola di Afrika Barat yg kini telah menewaskan lebih dari 1.000 orang mengkhawatirkan banyak orang di dunia. Virus ebola memang mempunyai keganasan yg tinggi. Menurut Insititusi Kesehatan Nasional, tingkat mortalitas pada wabah yg kini terjadi mencapai 60 persen.

Meski demikian, para hebat tidak hanya mengkhawatirkan ancaman ebola alasannya yakni masih banyak virus lain yg jauh lebih berbahaya. Menurut Cecilia Rokusek, hebat kesehatan masyarakat dari Florida, ada beberapa virus yg menjadi sumber penyakit di negara berkembang.

Angka maut akhir virus-virus ini cenderung lebih rendah dibanding Ebola, tetapi penyakit ini merupakan ancaman di negara berkembang & membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya.

Berikut kelima virus berbahaya tersebut:

1. Rabies
Virus ini menyebar lewat air liur & gigitan binatang yg terinfeksi rabies, ibarat anjing, monyet, / kelelawar. Mereka yg digigit binatang harus eksklusif mendapatkan vaksin rabies untuk mencegah infeksi. Namun, tidak semua orang sadar bahwa mereka telah tergigit, khususnya oleh kelelawar.

Rabies juga mempunyai tingkat kefatalan tertinggi dari virus lain. Di AS, hanya tiga orang yg sanggup bertahan hidup tanpa mendapatkan vaksin sesudah diserang virus tersebut. Menurut WHO, tiap tahunnya hampir 55.000 orang tewas alasannya yakni rabies di Afrika & Asia.

2. Human Immunodeficiency Virus (HIV) & Autoimmune Deficiency Syndrome (AIDS)
Walau jumlah maut alasannya yakni HIV cenderung menurun beberapa tahun belakangan, pada tahun 2012, sebanyak 1,6 juta orang di seluruh dunia meninggal alasannya yakni HIV & AIDS.

Virus ini menyerang sel imun badan seseorang & melemahkan sistem pertahanannya. Lama-kelamaan, penderita akan kesulitan untuk melawan penyakit-penyakit lain. Jika sudah hingga pada tahap AIDS, penyakit flu pun bisa, buat penderita meninggal dunia.

Sejak penyakit ini ditemukan pada 1981, AIDS telah membunuh 650.000 orang di Amerika, & diperkirakan 36 juta orang di seluruh dunia. Meski hingga ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS, pertolongan obat antiretroviral (ARV) bisa, buat penderita hidup lebih lama.

3. Influenza
Ya, flu memang tidak seseram dua virus sebelumnya. Akan tetapi, influenza membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya dibanding ebola. Jumlah persis korban yg meninggal memang masih dalam perdebatan, tetapi CDC menduga angka maut alasannya yakni flu musiman di AS ialah 3.000 hingga 49.000 jiwa per tahunnya.

Musim flu juga bervariasi mulai dari tingkat keparahan & lamanya, tergantung jenis virusnya. Menurut CDC, wabah ibarat influenza A (H3N2) membunuh dua kali lipat dibanding influenza A (H1N1) / influenza B.

Patut diingat, influenza sangat menular. Diperkirakan 3 juta hingga 5 juta orang sakit parah setiap tahunnya alasannya yakni influenza. WHO mencatat 250.000 hingga 500.000 maut per tahun alasannya yakni flu. Virus ini lebih banyak menjadikan penyakit daripada membunuh. Meski demikian, para profesor & dokter menyarankan imunisasi flu tahunan sebagai langkah pencegahan.

Vaksin flu memberi imunitas dari influenza A / B, tetapi virus juga bisa, mengalami mutasi & menghasilkan tipe baru. Pandemi influenza terbaru ialah swine flu / flu babi.

4. Virus dari nyamuk
Virus ini menyebar lewat gigitan nyamuk yg sudah terinfeksi. WHO & CDC mencatat, penyakit ibarat DBD, demam kuning, /pun West Nile virus (WNV) telah membunuh 50.000 orang di seluruh dunia. Selain virus, benalu penyebab malaria juga membunuh 600.000 orang tiap tahun.

CDC memperingatkan bahwa 40 persen dari populasi dunia / sekitar 2,5 juta orang terancam ancaman serius tertular penyakit dari nyamuk. Mereka juga mengklaim, penyakit DBD yg marak di Amerika Selatan, Meksiko, Afrika, Asia, termasuk Indonesia, telah membunuh 22.000 orang per tahun.

Penyakit DBD juga berpotensi menyebar antar-negara alasannya yakni perpindahan insan yg semakin mudah. Lain kisah dengan WNV, virus yg menyerang saraf ini disebarkan oleh nyamuk yg terinfeksi virus ini dari burung.

5. Rotavirus
Virus yg menyerang jalan masuk pencernaan ini berakibat fatal pada anak-anak. CDC mengklaim, terdapat hampir 111 juta laporan gastroentritis tiap tahun dari seluruh dunia. Mayoritas dari penderita masih balita & 82 persen maut terjadi di negara berkembang.

Vaksin untuk rotavirus sudah ditemukan di AS pada 1998, tetapi ditarik kembali dari peredaran alasannya yakni alasan keamanan. Barulah pada 2006, sebuah vaksin ditemukan & direkomendasikan bagi belum dewasa berusia dua bulan ke atas.

Meski kini beberapa jenis vaksin sudah dikembangkan untuk mencegah abses virus ibarat DBD / rotavirus, menjaga kebersihan lingkungan & kesehatan keluarga wajib diperhatikan.

Subscribe to receive free email updates: