Penelitian para hebat kembali mengaitkan antara rendahnya kadar vitamin D dengan risiko yg lebih tinggi diabetes tipe 2 & penyakit jantung. Dalam riset yg dirilis pada pertemuan tahunan The Endocrine Society di Houston, peneliti menemukan hu.bungan terbalik antara tingkat vitamin D dalam darah dengan sindrom metabolik, yg merupakan kelompok faktor risiko penyakit jantung & diabetes tipe 2.
Peneliti melaporkan, mereka yg mempunyai kadar tertinggi vitamin D dalam darahnya mempunyai risiko 48 persen lebih rendah mengalami sindrom metabolik ketimbang orang dengan kadar vitamin D terendah.
"Asosiasi ini telah didokumentasikan sebelumnya, tapi penelitian kami memperluas asosiasi untuk orang-orang dari latar belakang ras & etnis yg beragam," kata peneliti utama, Joanna Mitri, MD, seorang peneliti di Tufts Medical Center, Boston.
Menurut peneliti, semua penerima yg terlibat dalam penelitian merupakan kelompok berisiko terkena diabetes lantaran mereka mempunyai pradiabetes / tingginya kadar gula darah tetapi belum sanggup diklasifikasikan sebagai diabetes.
"Asosiasi ini telah didokumentasikan sebelumnya, tapi penelitian kami memperluas asosiasi untuk orang-orang dari latar belakang ras & etnis yg beragam," kata peneliti utama, Joanna Mitri, MD, seorang peneliti di Tufts Medical Center, Boston.
Menurut peneliti, semua penerima yg terlibat dalam penelitian merupakan kelompok berisiko terkena diabetes lantaran mereka mempunyai pradiabetes / tingginya kadar gula darah tetapi belum sanggup diklasifikasikan sebagai diabetes.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian & Pencegahan Penyakit (CDC), Amerika Serikat, pradiabetes mempengaruhi sekitar 79 juta orang Amerika yg berusia 20 / lebih tua.
Dalam kajiannya, Mitri & rekan membagi partisipan ke dalam tiga kelompok menurut tingkat plasma 25-hidroksivitamin D, cara paling umum dipakai untuk mengukur status vitamin D dalam tubuh. Institute of Medicine menyebutkan, tingkat vitamin D dalam darah dikatakan normal apabila tingkat 25-hydroxyvitamin D berada pada level 20 hingga 30 ng/mL.
Kelompok dengan tingkat tertinggi vitamin D mempunyai konsentrasi vitamin D rata-rata 30,6 nanogram per mililiter (ng/mL), & pada kelompok terendah mempunyai konsentrasi vitamin D rata-rata dari 12,1 ng/mL. Hasil temuan menunjukkan, penerima dengan tingkat vitamin D terendah berisiko mengalami sindrom metabolik.
Peneliti juga menemukan, penerima dengan status vitamin D terbaik mempunyai lingkar pinggang yg lebih kecil, kolesterol baik (HDL) yg lebih tinggi & kadar gula darah yg rendah.
Mitri memperingatkan, penelitian mereka tidak menunjukan bahwa kekurangan vitamin D mengakibatkan diabetes tipe 2, / bahkan ada hu.bungan antara dua kondisi tersebut.
"Sindrom metabolik adalah kondisi umum & perkembangan diabetes tipe 2 sangat tinggi. Jika hu.bungan alasannya jawaban sanggup diketahui pada studi yg se&g berlangsung, akan penting bagi masyarakat untuk mengonsumsi perhiasan vitamin D lantaran gampang didapatkan & harganya relatif murah," tutupnya.
Dalam kajiannya, Mitri & rekan membagi partisipan ke dalam tiga kelompok menurut tingkat plasma 25-hidroksivitamin D, cara paling umum dipakai untuk mengukur status vitamin D dalam tubuh. Institute of Medicine menyebutkan, tingkat vitamin D dalam darah dikatakan normal apabila tingkat 25-hydroxyvitamin D berada pada level 20 hingga 30 ng/mL.
Kelompok dengan tingkat tertinggi vitamin D mempunyai konsentrasi vitamin D rata-rata 30,6 nanogram per mililiter (ng/mL), & pada kelompok terendah mempunyai konsentrasi vitamin D rata-rata dari 12,1 ng/mL. Hasil temuan menunjukkan, penerima dengan tingkat vitamin D terendah berisiko mengalami sindrom metabolik.
Peneliti juga menemukan, penerima dengan status vitamin D terbaik mempunyai lingkar pinggang yg lebih kecil, kolesterol baik (HDL) yg lebih tinggi & kadar gula darah yg rendah.
Mitri memperingatkan, penelitian mereka tidak menunjukan bahwa kekurangan vitamin D mengakibatkan diabetes tipe 2, / bahkan ada hu.bungan antara dua kondisi tersebut.
"Sindrom metabolik adalah kondisi umum & perkembangan diabetes tipe 2 sangat tinggi. Jika hu.bungan alasannya jawaban sanggup diketahui pada studi yg se&g berlangsung, akan penting bagi masyarakat untuk mengonsumsi perhiasan vitamin D lantaran gampang didapatkan & harganya relatif murah," tutupnya.