Berciuman memang menjadikan perasaan menggairahkan & intim. Tapi tahukah Anda bahwa berciuman tak sekadar bertemunya bibir dengan bibir. Berciuman juga melibatkan banyak sekali otot wajah, hormon & gerakan badan lainnya.
Para peneliti dari Lafayette College, Pennsylvania menyebutkan, berciuman akan meningkatkan hormon tertentu di otak. Pengeluaran hormon-hormon tersebut merupakan hasil dari kombinasi antara perasaan cinta, gairah, & perasaan rileks. Berpegangan tangan, kontak mata & berpelukan sambil berciuman juga diketahui akan mengurangi kadar hormon stres, kortisol.
Kunci berciuman memang ada di bibir. Namun saat Anda melaksanakan ciuman yg hangat & dalam, ada 34 otot wajah yg ikut bergerak. Sementara itu kecupan sederhana yg kita lakukan hanya menggunakan dua otot wajah saja.
Berciuman juga melibatkan ludah. Namun berdasarkan penelitian ternyata laki-laki lebih "basah" dibanding perempuan. "Ada bukti bahwa di dalam air ludah laki-laki terkandung testosteron yg akan meningkatkan dorongan seksual. Karena itu saat berciuman, laki-laki cenderung lebih banyak menghasilkan saliva, salah satu fungsinya untuk mentransfer testosteron untuk meningkatkan hasrat seksual wanita," kata Helen Fisher, antropolog dari Rutgers University.
Di luar hal-hal ilmiah tersebut, ciuman yg tepat juga harus mempunyai irama, pelan tapi lama, ringan & lunak, kemudian semakin cepat, memanas & menggairahkan.
Sebuah survei juga menyebutkan 66 persen perempuan & 59 persen laki-laki menyampaikan kualitas ciuman pertama akan memengaruhi kelanggengan hu.bungan. Dengan kata lain, cara Anda berciuman bisa, buat kekasih semakin lengket dengan Anda, / sebaliknya, dicampakkan begitu saja.